Awalnya td iseng mo
ngarang gitu tapi tau-taunya jadilah cerpen ini. Gak tau pendapat
orang-orang pas baca cerpen ini bagaimana, tapi Hope you enjoy lah... :D
jangan lupa komennya soal cerpen ini, disebutin kekurangannya semua
gapapa koq, aku masih pemuala makanya butuh kritikan untuk membangun
biar lebih baik lagi.
Silahkan dibaca... :)
Silahkan dibaca... :)
JIKA MASIH ADA WAKTU
Aku punya seorang teman karib bisa
dikatakan dia adalah seorang remaja yang terkenal santun, ramah, baik, sopan,
bahkan dari mulut mungilnya tak pernah terlontar kata ‘yoi’ hanya ada kata ‘iya’,
dan karena sikapnya itulah ia disukai oleh semua orang. Namanya sangat akrab
ditelinga banyak orang hingga keseluruh pelosok kota. Kayla, ya itulah sebutan
akrab yang kerap kali terdengar ditelinga. Kayla Zahra Assyifa nama lengkapnya,
ia lahir di Enrekang, tepatnya pada tanggal 05 Mei tahun 1996 lalu. Remaja yang
kini berusia 17 tahun itu ramai dibicarakan tahun ini karena bakat alami yang
dimilikinya. Bernyanyi, puisi, berakting, menari, modeling, kepiawaianya
bermain alat musik, berpidato, bahkan sering kali ia masuk 3 besar seantero
SMAN 1 Maiwa tempatku dan dia saat ini menuntut ilmu. Ia mengusai berbagai
bahasa asing seperti prancis, arab, jerman, jepang, korea, terutama bahasa
Inggris yang saat ini ditetapkan sebagai bahasa dunia. Ia sangat aktif dalam
kegiatan seni, sehingga banyak kaum adam yang terpikat olehnya. Namun bayangkan
saja, dia tidak sedikitpun tertarik oleh godaan kaum-kaum adam itu. Kayla saat
ini menjadi remaja yang super sibuk dengan segala kegiatan yang dia lakukan. Di
sekolah, ia menjabat menjadi wakil ketua OSIS, ketua pemandu sorak dan ketua
putri di ekskul Pramuka. Ia mengikuti kegiatan Baksos setiap bulan, menjadi
sekretaris dalam klub Karya tulis, manager di tim basket putri, tutor di klub
paduan suara, dan lagi ia bergabung dalam klub teater sekolah. Ditambah dengan
kegiatannya luar sekolah, dia mengikuti
kursus bahasa asing, olah vocal dan
musik, modeling, teater, dance, dan banyak lagi kegiatan lainnya. Dunia kini
ada dalam genggamannya. Dan aku sendiri Talita Zalvina, seorang yang biasa saja
yang tidak punya talenta sedikit pun
kecuali bernafas.
Aku tiba-tiba berada di tengah-tengah
banyak orang. “Dimana ini? Sedang apa mereka?” pikirku. Rasanya aku terus
terbawa arus orang-orang ini yang entah tujuannya kemana. Mereka mendorongku
kuat sekali. Bruuukkk!!! Aku terjatuh,
sakit.. sakit sekali. “Assholatu khoirumminannauumm” lagi-lagi aku dibangunkan
oleh suara adzan subuh dari mesjid dekat rumahku, suara adzan yang tiap hari
terdengar sama ditelingaku. Meskipun aku bosan mendengarkan suara muadzin yang suaranya
selalu saja sama itu, namun tak sedikitpun aku bosan mendengarkan kalimat-kalimat
adzan yang terlontar, sungguh sangat indah.
Jarum jam menunjukkan pukul 05.30,
selesai shalat aku segera bergegas merapikan kamar tidurku yang terpampang nyata
bagaikan titanic yang baru saja menabrak karang pagi ini. Sungguh kegiatan yang
sangat membosankan. Setelah itu, kuraih handuk berwarna pink bermotif tengkorak
dari jemuran didepan kamarku dan
bergegas menuju kamar mandi sebelum ada yang mendahuluiku. Tepat di depan kamar
mandi. Jreeng... jreengg.... jreenggg.. tebak saja siapa yanng mendahuluiku
pagi ini. Lagi-lagi saudara laki-lakiku yang sangat cerewet yang sedang bertapa
di dalam kamar mandi. 10 menit berlalu, 20 menit, 30 menit dan dia belum keluar
hingga pukul 06.20. Kugedor pintu kamar mandi bagaikan polisi yang sedang
mencari buronan.
“Heiii....
Broo... Mandinya bisa dibalap sedikit? Kita
bisa terlambat nih!!” teriakku.
Tiba-tiba
sang penyelamat datang dan berkata,
“Heii
saudaraku yang paling imut seantero hutan belantara... Cari saya?” jawabnya
polos.
“Yaiyaalah..
truus siapa yang ada di dalam kamar mandi kalau kamu ada disini?”tanyaku.
“ooh..
Kamar mandi yang itu kerannya airnya rusak. Makanya ditutup!!”
Suasana
pun hening seketika setelah mengetahui bahwa ternyata sejak tadi tidak ada
siapa-siapa di dalam kamar mandi itu. Pertengkaran cukup singkat pagi ini,
mengingat aku terlambat menuju ke sekolahku tercinta.
Hari
ini aku kembali bertemu dengan seorang remaja populer seantero kota yang
menjadikanku teman akrabnya setahun yang lalu saat pertama kali menginjakkan
kaki di sekolah ini. Aku ingat betul, waktu itu aku pertama kali bertemu
dengannya di ruang UKS sekolah. Awalnya kukira dia cewek yang angkuh,cuek dan
sombong tapi ternyata dugaanku sangat meleset. Entah apa yang ia jadikan alasan
saat itu untuk melantikku menjadi teman
akrabnya hingga saat ini. Padahal sifatku sangat bertolak belakang dengan sifat
yang dimilikinya, meskipun aku dan dia seorang perempuan. Bandingkan saja, dia
seorang yang bersifat sangat lembut sedangkan aku mempuyai sifat yang sangat
brutal. Semua orang mulai mempertanyakan keberadaanku yang telah berkarat menjadi
sahabat karibnya.
Tiap
pagi seluruh kaum adam menyapa kami dan berkata,
“Selamat pagi Princess and the Brutalwoman!!”
Sungguh
kalimat yang sangat pas untuk menggambarkan dirinya dan diriku pagi itu. Dan
coba tebak!! Lagi-lagi Kayla menjawab dengan senyuman mautnya yang merubuhkan
jiwa-jiwa sang kaum adam. Kayla yang disukai oleh kaum adam itu hanya menyukai
seseorang yang saat ini raganya tak berada di Indonesia, entah siapa dia. Tapi
ternyata tak bisa dipungkiri bahwa betapa menakjubkannya diriku dan dirinya
pagi itu. Kali ini Kayla sedang cuti untuk semua kegiatannya di luar sekolah.
Ia jadi banyak waktu untuk kembali mencurahkan isi hatinya padaku.
Aduuuhh...!!!! Dasaar cewek,sukanya ya curhat. Ia terlihat sangat lelah dengan
semua aktivitas yang ia jalani. Dia nampaknya ingin fokus menghadapi perlombaan
pemandu sorak minggu depan mengingat belum ada koreografi yang ia buat untuk
klubnya karena jadwal padat yang tiap hari menyibukkannya.
Rasa
kasihan kadang terbesit dipikiranku, tapi segera kutebas karena aku yakin bahwa
Kayla anak yang tegar. Buktinya ia senantiasa bahagia disela-sela kesibukannya.
Orang-orang memang menyangka bahwa Kayla adalah cewek termasyur seantero kota,
tapi nyatanya tidak. Ia jarang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. tapi
Ia punya cara sendiri untuk berhenti mengingat kenangan-kenangan pahit yang
telah ia lalui salah satunya mencari kesibukan. Hebat!!
***
Tulalit...tulaliiit...tulaliiit...
SMS dari Kayla membangunkanku siang ini. Padahal sedang asyik-asyiknya aku
berduaan dengan sang pangeran pujanggaku di alam mimpi. Siapa lagi kalau bukan Daniel Radcliffe
pemeran si Harry Potter itu. Hehehe.
To
: Talita-Brutal
Ita,
ketemuan yuk?
Ini
penting!!
Boleh
yahh... L
Sender
Kayla-princess
Reply:
Kayla-princess
Kamu
kenapa lagi Kay??
Ada
masalah keluarga lagi yah??
Atau
apa?? Ketemunya dimana?? Tunggu yah... J
Sender
Talita-Brutal
To : Talita-Brutal
Bukan
masalah itu..
Di
tempat biasa aja yah..
Makasih
ta’.. J
Sender
Kayla-princess
Percakapan
singkat itu membuatku penasaran. Segera aku bergegas menuju ketempat biasa aku
dan Kayla nongkrong. Dimana lagi kalau bukan di cafe yang dikelola keluarga
Kayla. Sambil duduk manis, dia memanggilku dari balik kaca tempat favorit kami
sering bercengkrama. Sesampaiku disana, dia mengajakku ketempat lain, tepatnya
di taman kota. Nampaknya Kayla akan memberitahuku rahasia terbesarnya.
“Ita, Aku mau bilang sesuatu sama kamu. Tapi jangan
bilang ke orang lain yah! Cukup kita yang tahu. Pokoknya jangan sampai bocor.
Itu sajaa!! Janji??” katanya dengan penuh keseriusan.
“Iya Janji.”sahutku yakin.
“Sebelumnya aku minta maaf, selama ini aku banyak
merepotkan. Sebenarnyaa.... mmm... Anuu... sebentar lagi aku akan pergi.......”
“Kemana?
Boleh ikut?”
“Eeh,,
jangan ikut... Tidak boleeh!!”
Aku tak mengerti yang ia katakan, dia pun hanya
terdiam, kemudian tersenyum puas sambil menyaksikanku terheran-heran dengan
perkataannya. Wajah Kayla tiba-tiba berubah menjadi pucat, dingin dan kemudian,
Bruukkkkk!!! Kayla Ambruk seketika. Aku berusaha mencari pertolongan. Tapi
tidak ada siapa-siapa. Saat itu juga aku bergegas menelpon ambulance.
Tepatnya di UGD, aku menyaksikan saat itu,
kabel-kabel mulai ditempelkan dibadannya. Jarum-jarum suntik yang tak ia
rasakan pedihnya menusuk kulit
disuntikkan ketangan mulusnya itu. Kasihan!! Kini aku tak bisa menebas rasa
kasihanku pada makhluk Tuhan satu ini. Tak henti-henti aku membacakan doa
untuknya, agar dia tegar menghadapi cobaan yang saat ini ia derita.
Bisa-bisanya tak satu pun keluarganya yang peduli dengan kondisinya. Dan saat
itu, Kayla Koma............
Dokter keluar dari ruang UGD dan mencari keluarga
Kayla. Aku segera menyahut dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada
Kayla.
“Gadis itu menderita penyakit serius. Kanker
Darah!!” sahut Dokter dengan jelas.
“Tapi selama ini dia baik-baik saja, Dok. Tidak ada
tanda yang menunjukkan kalau dia sakit. Apa dokter tidak salah vonis??”
tegasku.
“Jujur saja. Kayla rajin sekali melakukan kemoterapi
di rumah sakit ini tiap minggu. Banyak keluarga yang tidak tahu soal ini karena
dia akan berhenti melakukan kemoteraphy jika saya buka mulut soal penyakit yang
dideritanya, olehnya itu saya hanya berusaha untuk selalu mendorongnya untuk
tetap semangat menjalani hidupnya meskipun umurnya singkat. Lagi pula penyakit
itu turunan dari ibunya.”
“Dokter banyak tahu soal Kayla yah? Saya saja kurang
paham dengan jalan hidupnya.”
“Saya Ayah kandung Kayla.” Sahutnya tegas.
Aku kaget dengan pengakuan sang Dokter yang mengaku
bahwa ia adalah ayah kandung dari Kayla. Kaget namun puas, karena akhirnya aku
tahu bahwa masih ada yang peduli dengan kondisinya saat ini. Ayah Kayla hebat,
pantas saja Kayla hebat. Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya.
***
Satu minggu kemudian Kayla sadar dari Komanya. Ayah
Kayla segera memberitahuku berita bahagia ini. Aku segera berdandan yang
terbaik untuk menyambut kedatangan kembali sahabat karibku Kayla.
“Aku merindukan mu Kayla!!! Maaf aku terpaksa
membohongi teman-teman disekolah atas ketidak hadiranmu. Ku bilang saja kamu
keluar negeri. Aku menepati janjiku kan??”
“Ma...ka...sih.. yaahh..” sahutnya terbata-bata.
“Sudahlah, kamu tidak usah banyak gerak. Belum
puliih!!”
Dengan keadaan yang belum normal,
Kayla membisikkan sesuatu ke telingaku. Ia memintaku untuk menolongnya
mengirimkan pesan singkat kepada teman-teman yang kami kenal. Bunyinya seperti
ini :
“Selamat siang
kawan-kawan. Maaf membuat kalian khawatir. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu
kepada kalian. Boleh kan?? Seandainya umurku singkat dan besok ternyata aku
telah tiada, Jika masih ada waktu kalian ingin berkata apa kepadaku untuk
terakhir kalinya?? Terima kasih atas kebaikan kalian.”
Send to all
contacs
Saat itu pesan Kayla belum terespon oleh teman-teman
lain. Dan dengan terburu-buru aku kemudian meninggalkan rumah sakit karena
matahari telah turun dari singgasananya. Lelah saat itu yang kurasakan, rasanya
aku ingin beristirahat lebih lama untuk melepas segala penatku.
Aku baru saja bermimpi Kayla meninggalkanku. Aku
keringat dingin namun lagi dan lagi, minggu subuh ini aku dibangunkan oleh
alarm adzan subuh yang selalu tersetel dimesjid dekat rumahku. Aku mendengar
alunan adzan yang indah itu lagi. Rasanya aku masih ingin terus mendengarnya. Setelah
menunaikan kewajibanku, aku mencari telpon genggamku kesana kemari, kebawah
tempat tidur, diatas lemari. Dan aku baru saja ingat, kemarin meninggalkannya
di kamar tempat Kayla berada. Kebetulan, aku ingin sekali melihat keadaan Kayla
berhubung mimpiku semalam.
Dengan terburu-buru aku segera pamit pada seluruh
orang-orang dirumah, kemudian mencim tangan ibu. Tapi rasanya aku ingin
berlama-lama dengannya, tapi nanti sajalah. Aku segera menuju rumah sakit
dengan menaiki sepeda kesayanganku. Tiba-tiba di jalan rasanya aku merasakan
perasaan yang aneh. Ku gayuh pedal sepedaku dengan cepat namuun
aaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkhh!!! Kiiiikkkk........Bruuuuuukkkk.....Plaaakkplaakkk.....jdeeerrrrrrjdeeeeeerrr.....puuuuuuhhhhhssss...
Aku merasa terlempar, jauuuh sekalii. Dan aku tak sadar lagii.
Aku berada di keramaian lagi. Mimpi ini pernah
mendatangiku dulu. Pasti ini mimpi, suara adzan mesjid akan segera
membangunkanku. 20 menit, 30 menit, 1 jam berlalu dan adzan belum terdengar.
Kemudian pandanganku tertuju pada seorang remaja seusiaku di dalam mimpiku kali
ini. Dia mirip seseorang yang ku kenal. Kayla!! Ya, dia Kayla!!!
“Kayla. Sedang apa kau di dalam mimpiku??” tanyaku.
Tapi Kayla hanya tersenyum dan berkata,
“Talita, sudah ku bilang Jangan mengikutiku.”
Aku semakin tak mengerti apa yang sebenarnya
terjadi. Kayla menunjukkanku sebuah pintu di ujung ruangan itu. Aku tentu saja
mengikuti permintaannya dan diambang pintu, kulihat ragaku terbaring kaku dan
tak berdaya di ruang gawat darurat. Ada ibu, ayah, dan saudaraku disana. Apa
yang sebenarnya terjadi? Disisi lain, kulihat Kayla ditutupi oleh kain putih.
Ia juga tak berdaya. Kayla telah pergi. Tangisku pecah saat aku tahu bahwa Kayla
benar-benar telah pergi. Tapi apa yang
saat ini terjadi padaku? Apakah aku juga menyusul Kayla? Tidak mungkin. Namun kulihat
jelas Perawat menutupi tubuhku yang
dingin dan kaku itu dengan kain putih. Benar! Waktu terhenti dan aku pergi.
Bisakah waktu berjalan lagi?? Inginku,,
Jika masih ada waktu, aku ingin mengatakan terima
kasih padamu Kayla sahabat karibku.
Jika masih ada waktu,
aku ingin berterima kasih kepada kalian yang telah mewarnai hidupku.
Jika masih ada waktu,
aku ingin meminta maaf pada semua orang yang telah ku sakiti.
Jika masih ada waktu,
aku ingin mendengarkan suara adzan yang sama itu lagi.
Jika masih ada waktu,
aku ingin mengatakan bahwa aku sangat menyayangi saudaraku.
Jika masih ada waktu,
aku ingin memeluk ayahku tercinta.
Jika masih ada waktu,
aku ingin bersama dengan ibuku tersayang lebih lamaa lagiiiiiiiiiii.....
Jika masih ada waktu,
aku ingin memutar waktu dan menyesali perbuatanku.
Tapi
Jika waktu itu masih ada...........
~THE
END~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar