Senin, 23 September 2013

Cerpen : Jika Masih Ada Waktu (Zulwahyuni6)


Awalnya td iseng mo ngarang gitu tapi tau-taunya jadilah cerpen ini. Gak tau pendapat orang-orang pas baca cerpen ini bagaimana, tapi Hope you enjoy lah... :D jangan lupa komennya soal cerpen ini, disebutin kekurangannya semua gapapa koq, aku masih pemuala makanya butuh kritikan untuk membangun biar lebih baik lagi.
Silahkan dibaca... :)


JIKA MASIH ADA WAKTU
            Aku punya seorang teman karib bisa dikatakan dia adalah seorang remaja yang terkenal santun, ramah, baik, sopan, bahkan dari mulut mungilnya tak pernah terlontar kata ‘yoi’ hanya ada kata ‘iya’, dan karena sikapnya itulah ia disukai oleh semua orang. Namanya sangat akrab ditelinga banyak orang hingga keseluruh pelosok kota. Kayla, ya itulah sebutan akrab yang kerap kali terdengar ditelinga. Kayla Zahra Assyifa nama lengkapnya, ia lahir di Enrekang, tepatnya pada tanggal 05 Mei tahun 1996 lalu. Remaja yang kini berusia 17 tahun itu ramai dibicarakan tahun ini karena bakat alami yang dimilikinya. Bernyanyi, puisi, berakting, menari, modeling, kepiawaianya bermain alat musik, berpidato, bahkan sering kali ia masuk 3 besar seantero SMAN 1 Maiwa tempatku dan dia saat ini menuntut ilmu. Ia mengusai berbagai bahasa asing seperti prancis, arab, jerman, jepang, korea, terutama bahasa Inggris yang saat ini ditetapkan sebagai bahasa dunia. Ia sangat aktif dalam kegiatan seni, sehingga banyak kaum adam yang terpikat olehnya. Namun bayangkan saja, dia tidak sedikitpun tertarik oleh godaan kaum-kaum adam itu. Kayla saat ini menjadi remaja yang super sibuk dengan segala kegiatan yang dia lakukan. Di sekolah, ia menjabat menjadi wakil ketua OSIS, ketua pemandu sorak dan ketua putri di ekskul Pramuka. Ia mengikuti kegiatan Baksos setiap bulan, menjadi sekretaris dalam klub Karya tulis, manager di tim basket putri, tutor di klub paduan suara, dan lagi ia bergabung dalam klub teater sekolah. Ditambah dengan kegiatannya  luar sekolah, dia mengikuti kursus bahasa asing, olah  vocal dan musik, modeling, teater, dance, dan banyak lagi kegiatan lainnya. Dunia kini ada dalam genggamannya. Dan aku sendiri Talita Zalvina, seorang yang biasa saja yang tidak punya talenta sedikit pun  kecuali bernafas.
            Aku tiba-tiba berada di tengah-tengah banyak orang. “Dimana ini? Sedang apa mereka?” pikirku. Rasanya aku terus terbawa arus orang-orang ini yang entah tujuannya kemana. Mereka mendorongku kuat sekali.  Bruuukkk!!! Aku terjatuh, sakit.. sakit sekali. “Assholatu khoirumminannauumm” lagi-lagi aku dibangunkan oleh suara adzan subuh dari mesjid dekat rumahku, suara adzan yang tiap hari terdengar sama ditelingaku. Meskipun aku bosan mendengarkan suara muadzin yang suaranya selalu saja sama itu, namun tak sedikitpun aku bosan mendengarkan kalimat-kalimat adzan yang terlontar, sungguh sangat indah.
            Jarum jam menunjukkan pukul 05.30, selesai shalat aku segera bergegas merapikan kamar tidurku yang terpampang nyata bagaikan titanic yang baru saja menabrak karang pagi ini. Sungguh kegiatan yang sangat membosankan. Setelah itu, kuraih handuk berwarna pink bermotif tengkorak dari jemuran didepan  kamarku dan bergegas menuju kamar mandi sebelum ada yang mendahuluiku. Tepat di depan kamar mandi. Jreeng... jreengg.... jreenggg.. tebak saja siapa yanng mendahuluiku pagi ini. Lagi-lagi saudara laki-lakiku yang sangat cerewet yang sedang bertapa di dalam kamar mandi. 10 menit berlalu, 20 menit, 30 menit dan dia belum keluar hingga pukul 06.20. Kugedor pintu kamar mandi bagaikan polisi yang sedang mencari buronan.
“Heiii.... Broo... Mandinya bisa dibalap sedikit?  Kita bisa terlambat nih!!” teriakku.
Tiba-tiba sang penyelamat datang dan berkata,
“Heii saudaraku yang paling imut seantero hutan belantara... Cari saya?” jawabnya polos.
“Yaiyaalah.. truus siapa yang ada di dalam kamar mandi kalau kamu ada disini?”tanyaku.
“ooh.. Kamar mandi yang itu kerannya airnya rusak. Makanya ditutup!!”
Suasana pun hening seketika setelah mengetahui bahwa ternyata sejak tadi tidak ada siapa-siapa di dalam kamar mandi itu. Pertengkaran cukup singkat pagi ini, mengingat aku terlambat menuju ke sekolahku tercinta.
Hari ini aku kembali bertemu dengan seorang remaja populer seantero kota yang menjadikanku teman akrabnya setahun yang lalu saat pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini. Aku ingat betul, waktu itu aku pertama kali bertemu dengannya di ruang UKS sekolah. Awalnya kukira dia cewek yang angkuh,cuek dan sombong tapi ternyata dugaanku sangat meleset. Entah apa yang ia jadikan alasan saat itu untuk melantikku menjadi  teman akrabnya hingga saat ini. Padahal sifatku sangat bertolak belakang dengan sifat yang dimilikinya, meskipun aku dan dia seorang perempuan. Bandingkan saja, dia seorang yang bersifat sangat lembut sedangkan aku mempuyai sifat yang sangat brutal. Semua orang mulai mempertanyakan keberadaanku yang telah berkarat menjadi sahabat karibnya.
Tiap pagi seluruh kaum adam menyapa kami dan berkata,
 “Selamat pagi Princess and the Brutalwoman!!”
Sungguh kalimat yang sangat pas untuk menggambarkan dirinya dan diriku pagi itu. Dan coba tebak!! Lagi-lagi Kayla menjawab dengan senyuman mautnya yang merubuhkan jiwa-jiwa sang kaum adam. Kayla yang disukai oleh kaum adam itu hanya menyukai seseorang yang saat ini raganya tak berada di Indonesia, entah siapa dia. Tapi ternyata tak bisa dipungkiri bahwa betapa menakjubkannya diriku dan dirinya pagi itu. Kali ini Kayla sedang cuti untuk semua kegiatannya di luar sekolah. Ia jadi banyak waktu untuk kembali mencurahkan isi hatinya padaku. Aduuuhh...!!!! Dasaar cewek,sukanya ya curhat. Ia terlihat sangat lelah dengan semua aktivitas yang ia jalani. Dia nampaknya ingin fokus menghadapi perlombaan pemandu sorak minggu depan mengingat belum ada koreografi yang ia buat untuk klubnya karena jadwal padat yang tiap hari menyibukkannya.
Rasa kasihan kadang terbesit dipikiranku, tapi segera kutebas karena aku yakin bahwa Kayla anak yang tegar. Buktinya ia senantiasa bahagia disela-sela kesibukannya. Orang-orang memang menyangka bahwa Kayla adalah cewek termasyur seantero kota, tapi nyatanya tidak. Ia jarang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. tapi Ia punya cara sendiri untuk berhenti mengingat kenangan-kenangan pahit yang telah ia lalui salah satunya mencari kesibukan. Hebat!!
***
Tulalit...tulaliiit...tulaliiit... SMS dari Kayla membangunkanku siang ini. Padahal sedang asyik-asyiknya aku berduaan dengan sang pangeran pujanggaku di alam mimpi.  Siapa lagi kalau bukan Daniel Radcliffe pemeran si Harry Potter itu. Hehehe.
To : Talita-Brutal
Ita, ketemuan yuk?
Ini penting!!
Boleh yahh... L

Sender Kayla-princess

Reply: Kayla-princess
Kamu kenapa lagi Kay??
Ada masalah keluarga lagi yah??
Atau apa?? Ketemunya dimana?? Tunggu yah... J

Sender Talita-Brutal
To : Talita-Brutal
Bukan masalah itu..
Di tempat biasa aja yah..
Makasih ta’.. J

Sender Kayla-princess

            Percakapan singkat itu membuatku penasaran. Segera aku bergegas menuju ketempat biasa aku dan Kayla nongkrong. Dimana lagi kalau bukan di cafe yang dikelola keluarga Kayla. Sambil duduk manis, dia memanggilku dari balik kaca tempat favorit kami sering bercengkrama. Sesampaiku disana, dia mengajakku ketempat lain, tepatnya di taman kota. Nampaknya Kayla akan memberitahuku rahasia terbesarnya.
“Ita, Aku mau bilang sesuatu sama kamu. Tapi jangan bilang ke orang lain yah! Cukup kita yang tahu. Pokoknya jangan sampai bocor. Itu sajaa!! Janji??” katanya dengan penuh keseriusan.
            “Iya Janji.”sahutku yakin.
“Sebelumnya aku minta maaf, selama ini aku banyak merepotkan. Sebenarnyaa.... mmm... Anuu... sebentar lagi aku akan pergi.......”
“Kemana? Boleh ikut?”
“Eeh,, jangan ikut... Tidak boleeh!!”
Aku tak mengerti yang ia katakan, dia pun hanya terdiam, kemudian tersenyum puas sambil menyaksikanku terheran-heran dengan perkataannya. Wajah Kayla tiba-tiba berubah menjadi pucat, dingin dan kemudian, Bruukkkkk!!! Kayla Ambruk seketika. Aku berusaha mencari pertolongan. Tapi tidak ada siapa-siapa. Saat itu juga aku bergegas menelpon ambulance.
Tepatnya di UGD, aku menyaksikan saat itu, kabel-kabel mulai ditempelkan dibadannya. Jarum-jarum suntik yang tak ia rasakan pedihnya menusuk  kulit disuntikkan ketangan mulusnya itu. Kasihan!! Kini aku tak bisa menebas rasa kasihanku pada makhluk Tuhan satu ini. Tak henti-henti aku membacakan doa untuknya, agar dia tegar menghadapi cobaan yang saat ini ia derita. Bisa-bisanya tak satu pun keluarganya yang peduli dengan kondisinya. Dan saat itu, Kayla Koma............
Dokter keluar dari ruang UGD dan mencari keluarga Kayla. Aku segera menyahut dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Kayla.
“Gadis itu menderita penyakit serius. Kanker Darah!!” sahut Dokter dengan jelas.
“Tapi selama ini dia baik-baik saja, Dok. Tidak ada tanda yang menunjukkan kalau dia sakit. Apa dokter tidak salah vonis??” tegasku.
“Jujur saja. Kayla rajin sekali melakukan kemoterapi di rumah sakit ini tiap minggu. Banyak keluarga yang tidak tahu soal ini karena dia akan berhenti melakukan kemoteraphy jika saya buka mulut soal penyakit yang dideritanya, olehnya itu saya hanya berusaha untuk selalu mendorongnya untuk tetap semangat menjalani hidupnya meskipun umurnya singkat. Lagi pula penyakit itu turunan dari ibunya.”
“Dokter banyak tahu soal Kayla yah? Saya saja kurang paham dengan jalan hidupnya.”
“Saya Ayah kandung Kayla.” Sahutnya tegas.
Aku kaget dengan pengakuan sang Dokter yang mengaku bahwa ia adalah ayah kandung dari Kayla. Kaget namun puas, karena akhirnya aku tahu bahwa masih ada yang peduli dengan kondisinya saat ini. Ayah Kayla hebat, pantas saja Kayla hebat. Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya.
***
Satu minggu kemudian Kayla sadar dari Komanya. Ayah Kayla segera memberitahuku berita bahagia ini. Aku segera berdandan yang terbaik untuk menyambut kedatangan kembali sahabat karibku Kayla.
“Aku merindukan mu Kayla!!! Maaf aku terpaksa membohongi teman-teman disekolah atas ketidak hadiranmu. Ku bilang saja kamu keluar negeri. Aku menepati janjiku kan??”
“Ma...ka...sih.. yaahh..” sahutnya terbata-bata.
“Sudahlah, kamu tidak usah banyak gerak. Belum puliih!!”
            Dengan keadaan yang belum normal, Kayla membisikkan sesuatu ke telingaku. Ia memintaku untuk menolongnya mengirimkan pesan singkat kepada teman-teman yang kami kenal. Bunyinya seperti ini :
“Selamat siang kawan-kawan. Maaf membuat kalian khawatir. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepada kalian. Boleh kan?? Seandainya umurku singkat dan besok ternyata aku telah tiada, Jika masih ada waktu kalian ingin berkata apa kepadaku untuk terakhir kalinya?? Terima kasih atas kebaikan kalian.”
Send to all contacs
Saat itu pesan Kayla belum terespon oleh teman-teman lain. Dan dengan terburu-buru aku kemudian meninggalkan rumah sakit karena matahari telah turun dari singgasananya. Lelah saat itu yang kurasakan, rasanya aku ingin beristirahat lebih lama untuk melepas segala penatku.
Aku baru saja bermimpi Kayla meninggalkanku. Aku keringat dingin namun lagi dan lagi, minggu subuh ini aku dibangunkan oleh alarm adzan subuh yang selalu tersetel dimesjid dekat rumahku. Aku mendengar alunan adzan yang indah itu lagi. Rasanya aku masih ingin terus mendengarnya. Setelah menunaikan kewajibanku, aku mencari telpon genggamku kesana kemari, kebawah tempat tidur, diatas lemari. Dan aku baru saja ingat, kemarin meninggalkannya di kamar tempat Kayla berada. Kebetulan, aku ingin sekali melihat keadaan Kayla berhubung mimpiku semalam.
Dengan terburu-buru aku segera pamit pada seluruh orang-orang dirumah, kemudian mencim tangan ibu. Tapi rasanya aku ingin berlama-lama dengannya, tapi nanti sajalah. Aku segera menuju rumah sakit dengan menaiki sepeda kesayanganku. Tiba-tiba di jalan rasanya aku merasakan perasaan yang aneh. Ku gayuh pedal sepedaku dengan cepat namuun aaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkhh!!! Kiiiikkkk........Bruuuuuukkkk.....Plaaakkplaakkk.....jdeeerrrrrrjdeeeeeerrr.....puuuuuuhhhhhssss... Aku merasa terlempar, jauuuh sekalii. Dan aku tak sadar lagii.
Aku berada di keramaian lagi. Mimpi ini pernah mendatangiku dulu. Pasti ini mimpi, suara adzan mesjid akan segera membangunkanku. 20 menit, 30 menit, 1 jam berlalu dan adzan belum terdengar. Kemudian pandanganku tertuju pada seorang remaja seusiaku di dalam mimpiku kali ini. Dia mirip seseorang yang ku kenal. Kayla!! Ya, dia Kayla!!!
“Kayla. Sedang apa kau di dalam mimpiku??” tanyaku.
Tapi Kayla hanya tersenyum dan berkata,
“Talita, sudah ku bilang Jangan mengikutiku.”
Aku semakin tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Kayla menunjukkanku sebuah pintu di ujung ruangan itu. Aku tentu saja mengikuti permintaannya dan diambang pintu, kulihat ragaku terbaring kaku dan tak berdaya di ruang gawat darurat. Ada ibu, ayah, dan saudaraku disana. Apa yang sebenarnya terjadi? Disisi lain, kulihat Kayla ditutupi oleh kain putih. Ia juga tak berdaya. Kayla telah pergi. Tangisku pecah saat aku tahu bahwa Kayla benar-benar telah pergi.  Tapi apa yang saat ini terjadi padaku? Apakah aku juga menyusul Kayla? Tidak mungkin. Namun kulihat jelas Perawat  menutupi tubuhku yang dingin dan kaku itu dengan kain putih. Benar! Waktu terhenti dan aku pergi. Bisakah waktu berjalan lagi?? Inginku,,
Jika masih ada waktu, aku ingin mengatakan terima kasih padamu Kayla sahabat karibku.
Jika masih ada waktu, aku ingin berterima kasih kepada kalian yang telah mewarnai hidupku.
Jika masih ada waktu, aku ingin meminta maaf pada semua orang yang telah ku sakiti.
Jika masih ada waktu, aku ingin mendengarkan suara adzan yang sama itu lagi.
Jika masih ada waktu, aku ingin mengatakan bahwa aku sangat menyayangi saudaraku.
Jika masih ada waktu, aku ingin memeluk ayahku tercinta.
Jika masih ada waktu, aku ingin bersama dengan ibuku tersayang lebih lamaa lagiiiiiiiiiii.....
Jika masih ada waktu, aku ingin memutar waktu dan menyesali perbuatanku.
Tapi Jika waktu itu masih ada...........
~THE END~

Tidak ada komentar: